RSS

Arsip Bulanan: Januari 2011

Rapat Koordinasi Pemerintahan Pembangunan & Masyarakat

17 Januari 2011,

RAKORTIM (Rapat Koordinasi Pemerintahan Pembangunan dan Masyarakat) di Kantor Kepala Desa Air Hitam Kecamatan Kualuh Leidong Kab. Labura. Dalam rapat Rakortim pertama kali di Tahun 2011 ini juga dihadiri oleh berbagai lapisan instansi, Yakni Instansi Kecamatan, Camat Kualuh Leidong beserta staf, Komandan Airut, Polsek Kualuh Hilir/Leidong, Para Kepala-kepala Desa dan Lurah beserta ibu PKK, Kepala Puskesmas Tanjung Leidong, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Cabang Dinas Pendidikan, pihak PLN Persero bersama Pihak Telkom beserta unsur-unsur dan masyarakat, serta Tokoh Agama dan Pemuda. Camat Kualuh Leidong (Drs. H. Syofyan Yusma, M. Si), pada kesempatan Rakortim itu Syofyan Yusma banyak berbagi cerita, dimulai dari peningkatan Kesehatan, Pembangunan, Kesejahteraan Rakyat, dan lain-lain. Dalam Rakortim itu Syofyan Yusma juga mengingatkan tentang Pajak Bumi Bangunan yang ada di Kecamatan Kualuh Leidong belum mencapai 100% dan harapan Syofyan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya para Kepala Desa dan Kepala Dusun berkerja sama dalam menjalankan pengutipan Pajak Bumi Bangunanan tersebut, Sofyan juga memberitahukan kepada Masyarakat yang hadir bahwa di tahun 2010 Bantuan yang diterima di Kecamatan Kualuh Leidong ± 20 Milyar yang sudah dibangunkan, baik dari APBN, APBD, DAK, dan lain-lain. Dalam Rakortim tersebut Kapolsek Kualuh Hilir/Leidong dan Komandan Airut Kualuh Leidong juga berbagi cerita dengan lapisan Masyarakat yang hadir, terutama tentang Hutan Lindung / Ilegal Loging, Kapolsek dan Komandan Airut menyarankan kepada Masyarakat bahwa setiap Masyarakat yang membutuhkan Papan, Broti dan lain-lain, agar mengambil rekomendasi dari Kepala Desa/Lurah setempat, demi untuk menjaga penyelewengan dan penyalahgunaan Papan dan Broti tersebut. Para Kepala Desa juga memberikan laporan-laporan yang berkembang dan kendala-kendala yang dihadapi, yakni Kepala Desa Air Hitam (Suwarno), bahwa pelayanan Masyarakat terhadap Pemerintahan Desa cukup membaik dan Suwarno juga bangga bahwa dirinya bisa menjadi Kepala Desa di Air Hitam tersebut, dan pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) 2010 Desa Air Hitam bias dibilang 100 % sukses, begitu juga dengan Kepala Desa Teluk Pulai Luar (Riduan Zuhri) bahwa pelaksanaan pembangunan yang ada di Desa Teluk Pulai Luar bias juga dibilang 100 % sukses, ditambah lagi dengan Kepala Desa Pangkal Lunang (Muhammad Nur) proses pembangunan di Desa Pangkalan Lunang tersebut mencapai 100 %, begitu juga dengan Kepala Desa Kelapa Sebatang (Zainuddin) yang memberikan laporan tentang Pajak Bumi Bangunan masih terkendala, disebabkan oleh Masyarakat itu sendiri yang kurang meminati pembayaran PBB, dan proses Pembangunan di Desa ini 90 % dan selanjutnya akan dilaksanakan secepat mungkin, hal yang sama juga disampaikan Kepala Desa Simandulang (Sangkot) bahwa proses pembangunan di Desa tersebut sudah mencapai Klimaks, dalam kesempatan itu Kades Simandulang juga menyampaikan kepada Pihak PLN Persero bahwa di Dusun Simandulang Pantai Desa Simandulang keadan tiang Aliran Listrik itu sangat memprihatinkan, bahkan sudah ada memakan korban. Bapak Lurah Kualuh Leidong Juga melaporkan bahwa PBB yang ada di Kelurahan sudah mencapai 75% dan sisa nya akan terus dilanjutkan sehingga mencapai target maksimal. Dipenghujung acara Rakortim tersebut Bapak Camat juga menyampaikan bahwa setiap pembangunan yang terkendala, agar segera secepatnya melaporkan kepada-Nya, supaya akan ditindak lanjuti, Syofyan Yusma juga menambahkan bahwa data-data yang kita terima harus benar dan apabila data-data yang kita terima salah, maka pembicaraan akan salah, begitu juga dengan pembangunan pasti akan salah[]

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 17 Januari 2011 inci Tidak Dikategorikan

 

Mengenal Labuhanbatu Utara

Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) yang beribukota di Aek Kanopan, Kualuh Hulu adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2008 pada 24 Juni 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara, semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kecamatan

1. Aek Kuo

2. Aek Natas

3. Kualuh Hilir

4. Kualuh Hulu

5. Kualuh Leidong

6. Kualuh Selatan

7. Marbau

8. Na IX-X

Batas wilayah

Utara : Kabupaten Asahan dan Selat Malaka

Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Labuhanbatu

Barat : Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Tapanuli Utara

Timur : Kabupaten Labuhanbatu

Teluk Pulai Luar adalah salah satu desa terindah dan teristimewa di Labura. Dimana insya allah akan tampil pemuda-pemuda handal yang akan memimpin daerah yang belum terekspos ke luar daerah. diantara putra-putra daerah itu dalah salah satu putra asli teluk pulai dalam tepatnya di tangkahan penghulu.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 8 Januari 2011 inci Tidak Dikategorikan

 

Penetrasi dan Perkembangan Islam di Kualuh Abad XVIII-XIX

Studi perkembangan Islam di daerah Kualuh tidak dapat dipisahkan dari sejarah Islam di Labuhan Batu, bahkan lebih luas lagi sejarah Islam di Indonesia sebab posisi Kualuh sebagai bagian dari daerah Labuhan Batu. Penetrasi Islam di Labuhan Batu sendiri menurut catatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah ada sebelum 1900 M melalui jalurnya Pagar Ruyung, Mandailing, Tapanuli Selatan (Majelis Ulama Indonesia, 1983 ; 235-250.) Akan tetapi, fakta lain menunjukkan bahwa sekitar tahun 1800 telah berdiri sebuah kesultanan di daerah Kulauh, yang dipimpin oleh beberapa raja dan Islam nampaknya sudah dikenal saat itu.

Untuk menyebut di antara bukti nyata bahwa Islam telah ada di daerah kerajaan Kualuh sebelum tahun 1900, yaitu nama-nama raja Kualuh yang cenderung ‘Arab oriented’, seperti Sri Paduka Tuanku Al-Haji ‘Abdullah Ni’matullah Shah bin Muhammad Ishak (1868-1882); Sri Paduka Tuanku Al-Haji Muhammad Shah (1882-1946), dan lainnya. Artinya, bahwa nama-nama itu telah menunjukkan bahwa mereka itu telah memeluk agama Islam jauh sebelum tahun yang disebutkan MUI tersebut. Selain itu, Islam di Kualuh juga nampaknya telah membangun kerja sama dengan daerah Islam lainnya, khususnya telah terjalin kontak dan transformasi keislaman dalam bentuk tradisi sufistik yang berkembangan di daerah Kualuh (Said, 1998 ; 23).

Transformasi ‘Islam sufistik’ ini setidaknya menjadi simbol peradaban Islam Kualuh, yang sampai saat ini masih ditemukan beberapa tempat pesulukan yang menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di daerah Kuluah. Lembaga ‘Islam sufistik’ ini setidaknya menjadi asumsi kuat bahwa tradisi keislaman yang berkembang di daerah Kualuh ialah ‘Islam sufistik’ itu, yang dapat ditandai dari sikap masyarakatnya sampai hari ini memberikan perhatian yang khusus terhadap kehidupan sufistik, bahkan dalam tataran tertentu tradisi ‘Islam sufistik’ ini memang sengaja dikekalkan masyarakatnya dengan mewariskannya kepada generasi berikutnya.

Sejauh pengamatan kami belum ditemukan ada suatu karya atau penelitian ilmiah yang menelusi akar dan perkembangan Islam di Kulauh, bahkan dapat dikatakan studi tentang Islam di Kualuh seakan terabaikan, khususnya sumber-sumber lokal. Kenyataan ini nampaknya sangat berkaitan dengan tradisi intelektual yang berkembang di kalangan masyarakat Kualuh yang tidak, atau kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan Islam di daerah tersebut untuk mengabadikannya dalam bentuk tulisan, atau sangat mungkin juga kondisi kehidupan saat itulah yang belum memaksa mereka ‘orang-orang Kualuh’ untuk menuliskannya.

Nampaknya, di sinilah pentingnya penelusuran sejarah dan perkembangan Islam di Kualuh dilakukan setidaknya untuk menyelematkan sejarah Kualuh itu sendiri dari ketertinggalan, atau lebih tepat lagi dari kepunahan dengan cara melakukan penelitian tentang akar sejarah Islam di Kualuh.

sumber: http://progressifcircle.blogspot.com/2008/09/penetrasi-dan-perkembangan-islam-di.html

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada 8 Januari 2011 inci Tidak Dikategorikan

 

Revolusi Sosial tahun 1946 di Negeri Kualuh

Tahun 1946, sistem kerajaan di Sumatera digulingkan oleh pergerakan anti kaum bangsawan dalam sebuah revolusi berdarah yang dikenal sebagai Revolusi-Sosial. Kesultanan-kesultanan yang ada di Sumatera seperti Deli, Langkat, Serdang, Kualuh, Bilah, Panai dan Kota Pinang juga mengalami nasib yang sama.

Pergerakan anti kaum bangsawan kian memanas. Beberapa pemimpin politik yang opportunis, dua diantaranya adalah Karim Marah Sutan dan Luat Siregar dari Partai Komunis Indonesia (PKI), menggunakan pergerakan anti kaum bangsawan ini sebagai upaya untuk memperkuat kekuatan politik mereka. Untuk itu mereka menghasut rakyat sampai akhirnya terjadilah Revolusi-Sosial.

Saat itu raja-raja dan keluarganya dibunuh beramai-ramai dengan kejam dan hartanya dirampas. Selain itu para perusuh juga membunuh kalangan profesional yang berpendidikan barat, terutama mereka yang hidup mengkuti gaya hidup barat. Karena itu juga beberapa orang pro nasionalis dan keluarganya juga turut dibunuh dengan kejam.

Ditambahkan sedikit hikayat dari kesultanan Negeri Kualuh  yang di ambil penulis dari makciknya yang bernama Radja Latifah Hanum.

Dengan mendadak pada tengah malam Istana Kualuh dikepung, harta kesultanan di rampok. Raja Kualuh Yang Dipertuan Tengku Al Haji Muhammad Syah dan keluarganya serta bangsawan-bangsawan Negeri Kualuh di jemput paksa dan di bawa ke sebuah lubang besar yang sudah di siapkan di pinggir hutan.

Satu persatu keluarga bangsawan di panggil dan dihadapkan kedepan lubang dengan berdiri diatas lutut. Kemudian dipancunglah kepalanya satu persatu hingga menggelinding ke dalam lubang.

Saat Sultan Kualuh Radja Yang Dipertuan Tengku Al Haji Muhammad Syah hendak di pacung, sedikit pun kulitnya tidak tergores. Lalu di tikamlah dari belakang, namun sedikitpun tidak tergores juga. Beberapa kali pedang pisau kampak di torehkan ke kulit Radja maka tak satu pun yang bisa melukai kulitnya. Hingga ada satu seruan yang mengatakan,”Bakar…”.

Maka di siapkanlah api untuk membakar. Radja khawatir dia dibakar maka beliau berkata,”Apakah kalian memang bersungguh-sungguh untuk membunuhku?”.Di jawab mereka dengan yakin dan pasti,”Ya…!” lalu Radja berkata,”Ambillah keris dari dalam lemari di kamarku, sungguh aku hanya bisa di bunuh dengan itu”.

Maka mereka mengambil keris tersebut lalu dengan keris itu dibunuhlah Radja dan beliaupun wafat.

Ada lagi hikayat, bangsawan dari Negri Kualuh yang namanya sumber cerita tidak ingat namanya tidak bisa dibunuh dengan senjata tajam, maka dengan ganasnya rakyat beramai-ramai menguburnya hidup-hidup.

Salah satu bangsawan yang bernama Raja Bahrum di panggil dan detik-detik pemancungan akan di lakukan, ada yang berteriak, ”Hei aku kenal dengan orang ini. Ia salah satu tentara nasional”. Saat ditanya Raja Bahrum mengiyakan, maka selamatlah Raja Bahrum dari pemancungan.

Beberapa bulan kemudian sepupu Radja Bahrum, kakek penulis dari Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara bernama Raja Kobat beserta ibunya Tengku Siti juga anaknya Raja Latifah Hanum datang berkunjung ke negeri Kualuh, dan merekalah menjadi saksi bahwa Sejak kejadian tersebut Raja Bahrum bisu dan tidak bisa berbicara karena shock sampai akhir hayatnya.

Sungguh tragedi menggenaskan buat sejarah kesultanan pada masa Revolusi-Sosial.

Sumber cerita : Radja Latifah Hanum.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 8 Januari 2011 inci Tidak Dikategorikan